Jumat, 04 April 2025

PDTK NEWS | PENJELASAN PELAYANAN: ROH KUDUS, FIRMAN TUHAN & KONTEKS ALKITABIAH


Nabire, PDTK News —

Pelayanan dalam tubuh Kristus memiliki dasar yang kokoh dan tidak boleh dilakukan secara sembarangan atau berdasarkan keinginan pribadi. Sekretaris Umum Persekutuan Doa Tubuh Kristus, Melkias Keiya, menegaskan bahwa pelayanan sejati harus berakar pada Roh Kudus, Firman Tuhan, dan pemahaman konteks Alkitabiah yang benar.

Berikut penjelasan selengkapnya:


1. Pelayanan Berdasarkan Roh Kudus

Pelayanan ini digerakkan dan dipimpin langsung oleh Roh Kudus, bukan oleh kekuatan manusia. Roh Kudus memberikan kuasa, hikmat, dan karunia untuk melayani dengan kasih dan kebenaran. Pelayanan ini ditandai oleh buah-buah Roh (Galatia 5:22-23) serta menghasilkan pertobatan dan pemulihan rohani di tengah jemaat. Setiap pelayan harus hidup dalam hubungan intim dengan Roh Kudus dan berserah penuh kepada pimpinan-Nya.

"Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, tetapi dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." — Zakharia 4:6


2. Pelayanan Berdasarkan Firman Tuhan

Pelayanan tidak boleh lepas dari kebenaran Firman Tuhan. Firman menjadi fondasi yang kokoh, penuntun arah, dan pedoman moral dalam setiap aktivitas pelayanan. Pelayanan ini menolak segala bentuk penyimpangan, manipulasi ayat, atau ajaran palsu. Firman harus diajarkan secara murni, diberitakan dengan kuasa, dan dijalani dalam kehidupan sehari-hari.

"Seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Allah dan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran." — 2 Timotius 3:16


3. Pelayanan Berdasarkan Konteks Alkitabiah

Memahami konteks adalah kunci dalam mengartikan dan menerapkan Firman secara benar. Tanpa pemahaman konteks sejarah, budaya, dan maksud asli dari ayat, seseorang bisa jatuh ke dalam tafsir keliru. Pelayanan berdasarkan konteks Alkitab mendorong umat untuk menggali Firman dengan utuh, tidak sepotong-sepotong.

"Jangan menambahkan kepada perkataan-Nya, supaya engkau tidak ditegur dan dianggap pendusta." — Amsal 30:6


Penutup

Persekutuan Doa Tubuh Kristus mengajak setiap pelayan Tuhan untuk menjaga kemurnian pelayanan, hidup dalam pimpinan Roh Kudus, setia kepada Firman Tuhan, dan mengerti maksud Firman dalam konteks yang benar.

"Pelayanan yang benar bukan sekadar aktivitas, tetapi perwujudan kasih, iman, dan ketaatan kepada Tuhan yang hidup."


PDTK News | Sekretariat Umum
"Satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman." – Efesus 4:4-5

PERBANDINGAN ANTARA AGAMA KRISTEN DAN PERSEKUTUAN DOA TUBUH KRISTUS (PDTK-METOMA)

A. Tentang Gereja

  • Kristen: Beribadah di kuil atau gereja buatan tangan manusia (Ibrani 9:24).
  • PDTK-METOMA: Beribadah di perkemahan dan lapangan terbuka (Ibrani 8:2, Amsal 5:16).

B. Pimpinan Gereja

  • Kristen: Dipimpin oleh kepausan hingga gembala jemaat, tetapi Yesus memperingatkan tentang ajaran manusia (Matius 15:9, Markus 7:7, Efesus 4:14, Kolose 2:22).
  • PDTK-METOMA: Mengakui hanya satu pemimpin, yaitu Ugatame, Yesus Kristus, dan Roh Kudus (Matius 23:10).

C. Teologi

  • Kristen: Firman Tuhan hanya boleh dibawakan oleh mereka yang berpendidikan teologi.
  • PDTK-METOMA: Berdasarkan karunia jawatan, Roh Tuhan berkuasa atas orang-orang pilihan (1 Samuel 10:6).

D. Iman

  • Kristen: Iman sering hanya dalam bentuk mendengar tanpa tindakan (Matius 13:13-14, Yakobus 2:20, Yakobus 2:26).
  • PDTK-METOMA: Ibadah selalu disertai pujian, penyembahan, ratapan, doa, puasa, dan kesaksian (Yohanes 7:30, Yohanes 4:23-24, Ibrani 5:7, Wahyu 21:4, Yoel 2:12, Yohanes 3:33).

E. Khotbah

  • Kristen: Khotbah cukup dibawakan oleh satu orang hamba Tuhan (Matius 15:9, Markus 7:7, Efesus 4:14, Kolose 2:22).
  • PDTK-METOMA: Khotbah disampaikan berdasarkan karunia marifat oleh berbagai jawatan seperti gembala, penginjil, rasul, guru, dan nabiah (Efesus 4:11-12).

F. Doa

  • Kristen: Berdoa biasa tanpa harus panjang (Matius 6:7).
  • PDTK-METOMA: Berdoa dengan puasa, menangis, dan mengaduh (Matius 17:21, Yoel 2:12-13).

G. Alkitab

  • Kristen: Menggunakan seluruh Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru).
  • PDTK-METOMA: Fokus pada kata-kata Yesus Kristus dalam Concordance.

H. Baptisan

  • Kristen: Ada baptisan percik (Katolik) dan baptisan selam (Protestan).
  • PDTK-METOMA: Percaya pada tiga jenis baptisan: baptisan air, Roh Kudus, dan api (Matius 3:11).

I. Perjamuan

  • Kristen: Perjamuan menggunakan sloki anggur dan roti.
  • PDTK-METOMA: Perjamuan kasih berupa makan bersama (Matius 22:39, Yudas 1:12).

J. Pernikahan

  • Kristen: Pernikahan berdasarkan tradisi maskawin dan pemberkatan gereja.
  • PDTK-METOMA: Mencontoh pernikahan Adam dan Hawa di Taman Eden.

K. Persepuluhan dan Sedekah

  • Kristen: Ada persepuluhan, kolekte, dan amplop untuk gaji hamba Tuhan.
  • PDTK-METOMA: Memberikan sedekah dan aksi sosial tanpa paksaan (Matius 6:3-4, Kisah Para Rasul 3:2-3).

L. Hukum

  • Kristen: Mengikuti 10 Perintah Allah (Keluaran 20:1-17).
  • PDTK-METOMA: Mengikuti 2 Hukum Kasih (Matius 22:37-40).

M. Hari Ibadah

  • Kristen:
    • Hari ke-7 Sabat (Sabtu) → Yahudi
    • Hari ke-1  Minggu → Kristen
    • Semua Hari untuk Tuhan →PDTK
  • PDTK-METOMA: Beribadah setiap hari (Kisah Para Rasul 5:42).

N. Natal

  • Kristen: Merayakan Natal pada 25 Desember, yang ditetapkan oleh Gereja abad ke-4.
  • PDTK-METOMA: Tidak merayakan Natal karena jemaat mula-mula tidak merayakannya.(Wahyu 2:6,15)

Catatan

Perbandingan ini menunjukkan bahwa PDTK-METOMA menekankan ibadah yang lebih langsung kepada Tuhan, dengan penekanan pada pujian, penyembahan, doa, dan puasa yang mendalam. Sementara itu, Kristen tradisional mengikuti struktur gereja yang lebih formal dengan aturan-aturan yang telah berlangsung lama.


 

PDTK NEWS EDISI PEWAHYUAN FIRMAN

Topik: Jangan Mengurangi & Jangan Menambahkan Firman Tuhan

Nabire, PDTK News – Dalam terang doa dan pewahyuan Roh Kudus, Persekutuan Doa Tubuh Kristus menyampaikan peringatan serius bagi seluruh umat, khususnya para pelayan mimbar dan penanggung jawab pengajaran. Di akhir zaman ini, kecenderungan untuk memutar, mengurangi, atau menambahkan Firman Tuhan mulai terlihat di berbagai tempat pelayanan.


1. Pengurangan Firman Tuhan: Tanda Hati Takut kepada Manusia

Pengurangan Firman Tuhan terjadi ketika kebenaran ditahan atau disembunyikan karena dianggap terlalu keras, tidak populer, atau menyakitkan hati. Pelayanan hanya menonjolkan kasih dan berkat jasmani, sementara bagian mengenai penghakiman, pertobatan, salib, dan kekudusan disingkirkan.

Contoh konkret:

  • Menolak mengajar tentang neraka atau murka Tuhan.
  • Tidak menyampaikan panggilan untuk bertobat dan meninggalkan dosa.
  • Menghindari ayat-ayat tentang pengudusan, padahal itu adalah inti kehidupan orang percaya.

Firman Tuhan berkata dalam Ulangan 4:2:
"Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya."

Dan dalam Wahyu 22:19 ditegaskan:
"Jika seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan."

2. Penambahan Firman Tuhan: Jalan Celaka dan Penyesatan

Penambahan Firman Tuhan terjadi ketika seseorang menambah ajaran atau tafsiran yang tidak tertulis dalam Alkitab, atau menyamakan mimpi, tradisi manusia, dan penglihatan pribadi dengan otoritas Firman Tuhan. Hal ini membuka celah bagi roh penyesat bekerja di tengah umat.

Contoh nyata:

  • Mengajarkan hal-hal yang tidak tertulis dengan berkata: “Tuhan berbicara secara pribadi, jadi tidak perlu Alkitab.”
  • Menyisipkan doktrin dari luar Kekristenan, lalu diklaim sebagai bagian dari pengajaran Injil.
  • Memberi tafsiran yang tidak sesuai konteks demi pembenaran perilaku pribadi atau kelompok.

Firman Tuhan mengingatkan dalam Amsal 30:6:
"Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta."

Dan Wahyu 22:18 berkata:
"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan kitab ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini."

3. Pesan Roh Kudus bagi Persekutuan Doa Tubuh Kristus

Dalam perenungan malam dan pelayanan syafaat, Tuhan menyatakan:
“Barangsiapa menyentuh Firman-Ku dengan tangan daging, ia telah mencemari kekudusan-Ku. Tapi yang menyampaikannya dengan hati yang takut akan Aku, kepadanya Aku akan curahkan pengurapan dan kuasa.”

Karena itu, Persekutuan Doa Tubuh Kristus menyerukan agar seluruh pelayan Tuhan:

  • Mengajarkan Firman Tuhan secara utuh, dari Kejadian sampai Wahyu.
  • Tidak menyaring Firman berdasarkan selera manusia.
  • Tidak menambahi Firman demi popularitas atau kuasa pribadi.
  • Membiarkan Roh Kudus sendiri yang bekerja melalui kebenaran murni.

Deklarasi PDTK:
Kami tidak akan mengurangi ataupun menambahkan Firman Tuhan. Kami akan memberitakan apa yang tertulis, dan menghidupinya dengan rasa takut akan Tuhan, demi kemuliaan Yesus Kristus, Sang Firman yang hidup.


Redaksi PDTK News
Disunting oleh: Sekretariat Umum Persekutuan Doa Tubuh Kristus
Disetujui oleh: Kepala Suku Besar Meepago, Provinsi Papua Tengah

 


Kamis, 03 April 2025

PDTK NEWS; YESUS KRISTUS VS ANAK MANUSIA

 

Yesus Kristus Juruselamat Manusia Versus Anak Manusia Jurumerdeka

Dalam diskusi teologis dan refleksi iman, Yesus Kristus sering dikenal dengan berbagai gelar dan peran. Dua gelar yang sangat signifikan adalah Yesus Kristus sebagai Juruselamat Manusia dan Anak Manusia sebagai Jurumerdeka. Meskipun keduanya mengacu pada Yesus, masing-masing membawa nuansa yang berbeda dalam pemahaman kita tentang misi dan karya-Nya.

Yesus Kristus Juruselamat Manusia

Yesus Kristus sebagai Juruselamat Manusia adalah konsep inti dalam iman Kristen. Gelar ini menekankan aspek penebusan, di mana Yesus mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia.

Aspek Utama:

  1. Penebusan Dosa – Yesus mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa manusia, membawa rekonsiliasi antara manusia dan Tuhan.

  2. Kasih Allah – Penyelamatan ini adalah manifestasi tertinggi dari kasih Allah kepada dunia (Yohanes 3:16).

  3. Kebangkitan dan Kehidupan – Dengan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan maut dan memberikan harapan akan hidup kekal bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Anak Manusia Jurumerdeka

Sebaliknya, gelar Anak Manusia Jurumerdeka menyoroti aspek pembebasan dalam misi Yesus. Gelar ini menekankan kebebasan dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan, baik secara rohani maupun sosial.

Aspek Utama:

  1. Pembebasan dari Penindasan – Yesus datang untuk membawa keadilan dan kebebasan bagi mereka yang tertindas, sebagaimana dinubuatkan dalam Yesaya 61:1-2.

  2. Kebebasan Rohani – Yesus memberikan kebebasan dari belenggu dosa dan kuasa gelap, memungkinkan manusia untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

  3. Transformasi Sosial – Melalui ajaran-Nya, Yesus mempromosikan nilai-nilai Kerajaan Allah seperti kasih, keadilan, dan perdamaian yang membawa perubahan sosial yang nyata.

Integrasi Kedua Peran

Meskipun tampaknya ada perbedaan antara Yesus sebagai Juruselamat Manusia dan Anak Manusia sebagai Jurumerdeka, keduanya sebenarnya adalah bagian dari misi yang holistik dan terpadu. Penyelamatan yang ditawarkan Yesus bukan hanya soal pengampunan dosa, tetapi juga pembebasan dari segala bentuk perbudakan dan ketidakadilan.

Pengajaran Alkitab:

  1. Lukas 4:18-19 – "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

  2. Yohanes 8:36 – "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Kesimpulan

Yesus Kristus sebagai Juruselamat Manusia dan Anak Manusia sebagai Jurumerdeka menggambarkan kedalaman dan luasnya misi Yesus. Sebagai Juruselamat, Yesus memberikan penebusan dosa dan hidup kekal. Sebagai Jurumerdeka, Yesus membawa kebebasan dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Kedua peran ini saling melengkapi dan menunjukkan kasih Allah yang holistik bagi umat manusia.

Rabu, 02 April 2025

PDTK NEWS; Papua: Pusat Pekerjaan Tuhan atau Sodom dan Gomora?

 




Papua: Pusat Pekerjaan Tuhan atau Sodom dan Gomora?

Papua adalah tanah yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, dan sumber daya alam. Keunikan ini menjadikan Papua sebagai wilayah yang kompleks dalam kehidupan sosial, politik, dan spiritual. Seperti dalam sejarah Alkitab, suatu tempat dapat menjadi pusat kebejatan moral seperti Sodom dan Gomora atau menjadi pusat pekerjaan Tuhan seperti Yerusalem. Dalam Perjanjian Baru, Jemaat Tuhan disebut sebagai Jemaat Philadelphia—suatu gambaran tentang umat yang hidup dalam kasih, kesetiaan, dan takut akan Tuhan.

Senin, 31 Maret 2025

PERSEKUTUAN DOA TUBUH KRISTUS (PDTK) BUKANLAH TEMPAT AROGANSI DAN KEJAHATAN, MELAINKAN TEMPAT BERTUMBUH DALAM KASIH, IMAN, DAN PELAYANAN.














Dakikebo Madi, Enarotali – Persekutuan Doa Tubuh Kristus (PDTK) Meuwo Tota Mana (METOMA) menegaskan kembali bahwa PDTK bukanlah tempat bagi arogansi, kepentingan pribadi, atau kejahatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Sebaliknya, PDTK merupakan wadah bagi umat untuk bertumbuh dalam kasih, kerendahan hati, serta pelayanan yang tulus.

Dalam setiap persekutuan, umat Tuhan diajak untuk memuji dan menyembah, meratap dalam doa, berpuasa, berdiskusi, serta menerima pengajaran Firman Tuhan yang murni. Ini bukan sekadar ritual ibadah, tetapi panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan mengamalkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.

PERSEKUTUAN DOA TUBUH KRISTUS: KEGIATAN PENGESAHAN REVISI PROGRAM KERJA TUARIA, T...

PERSEKUTUAN DOA TUBUH KRISTUS: KEGIATAN PENGESAHAN REVISI PROGRAM KERJA TUARIA, T...: Kegiatan pengesahan revisi program kerja tuaria, tahun 2019. Persekutuan doa tubuh Kristus Meuwo Tota Mana 'METOMA' Nabir...