Dakikebo Madi, Enarotali – Persekutuan Doa Tubuh Kristus (PDTK) Meuwo Tota Mana (METOMA) menegaskan kembali bahwa PDTK bukanlah tempat bagi arogansi, kepentingan pribadi, atau kejahatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Sebaliknya, PDTK merupakan wadah bagi umat untuk bertumbuh dalam kasih, kerendahan hati, serta pelayanan yang tulus.
Dalam setiap persekutuan, umat Tuhan diajak untuk memuji dan menyembah, meratap dalam doa, berpuasa, berdiskusi, serta menerima pengajaran Firman Tuhan yang murni. Ini bukan sekadar ritual ibadah, tetapi panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan mengamalkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
PDTK: Wadah Spiritualitas yang Murni dan Kuat
Ketua Sekpel PDTK, Melkianus Keiya, SH.Mc., menegaskan bahwa dalam perjalanan iman, setiap umat harus sadar bahwa kasih mula-mula harus tetap dijaga. Tidak boleh ada sikap sombong, perselisihan, atau tindakan yang mencederai nilai persekutuan.
Sebagaimana tertulis dalam Matius 22:37-39, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Firman ini menjadi landasan bahwa persekutuan doa harus dijalankan dengan ketulusan, kerendahan hati, dan kasih yang nyata dalam tindakan.
Melalui ibadah yang melibatkan pujian dan penyembahan, doa ratapan, doa puasa, diskusi rohani, serta pembelajaran Firman Tuhan, umat diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan memahami kehendak-Nya.
Mewaspadai Penyimpangan dan Misinformasi
Dalam perkembangan zaman, tidak sedikit yang menyalahgunakan persekutuan doa untuk kepentingan pribadi, bahkan menyusupkan arogansi serta ajaran yang bertentangan dengan kebenaran Injil. Oleh karena itu, Ketua Sekpel mengingatkan bahwa PDTK harus tetap dijaga kemurniannya dan tidak boleh disalahgunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan duniawi.
Sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:3, “Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”
Umat Tuhan harus melek hukum, politik, dan spiritualitas, agar tidak mudah dimanipulasi oleh pihak yang ingin merusak kesatuan tubuh Kristus. Seperti dalam kisah Paulus dan Silas di Kisah Para Rasul 16:16-40, umat Tuhan harus memiliki hikmat untuk memahami tantangan zaman dan tetap berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan.
Menjaga Persekutuan yang Kudus dan Berdaya
Ketua Sekpel menegaskan bahwa umat PDTK tidak boleh menjadi komunitas yang eksklusif dan tertutup, tetapi harus menjadi terang bagi dunia. Ibadah yang sejati tidak hanya dilakukan di dalam gedung gereja atau persekutuan, tetapi juga melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana dalam Yakobus 1:22, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
Persekutuan Doa Tubuh Kristus harus menjadi sumber kekuatan rohani, tempat saling membangun, dan ladang pelayanan yang murni demi kemuliaan nama Tuhan.
PDTK bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan tempat bertumbuh dalam kasih, iman, dan pelayanan yang sejati.
(PDTK News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar